Back to pcmijogja.com's homepage

IMYEP 2019Cerita Lain dari Malaysia

IMYEP 2016Gali Potensi Diri di Negeri Tetangga, Malaysia

IMYEP 2019Cerita Lain dari Malaysia

Rico Tamara Sitompul
IMYEP 2019

Jika ditanya kembali apa yang kudapatkan setelah menjalani program IMYEP, mungkin jawaban yang bisa kuberikan adalah kesempatan dan pemahaman. Dua kata yang paling menggambarkan IMYEP sebagai sebuah program dan pengalaman yang mungkin menjadi salah satu yang paling berkesan dari hal-hal lain yang pernah terjadi dalam hidup. Bukan tempat yang jauh dan asing, hanya Malaysia. Negeri yang mungkin bagi sebagian orang dapat sangat mudah untuk dituju dan dikenali tanpa perlu usaha lebih. Namun buatku, berkenalan dengan negeri ini dari berbagai sisinya yang belum pernah kutahu adalah satu cerita lain dan yang kuyakin tidak semua orang bisa dapatkan.

Rico Tamara Sitompul - Delegasi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Attire 1 AIYEP 2018

Menjalani peran sebagai perwakilan negara selama 23 hari di Indonesia dan Malaysia memberikan banyak kesempatan buatku untuk “mencicipi” kedua negara dengan cara yang unik dan spesial. Perjalanan dimulai dengan berbagai persiapan yang tentu membutuhkan usaha yang sama unik dan spesialnya. Di program ini aku untuk pertama kali merasakan bagaimana usaha untuk menjadi sesuatu yang sebelumnya tidak terpikirkan akan dilakukan. Bukan tuntutan menjadi pribadi yang berbeda, namun menjadi sosok yang dapat – dan dalam beberapa klausa, harus – serba bisa. Satu di antaranya adalah menari. Penampilan kebudayaan dengan tarian sebagai salah satu komponen di dalamnya adalah hal penting yang harus kami delegasi Indonesia persiapkan dalam program ini. Memahami tarian dan melakukannya sebagai suatu representasi kekayaan budaya bangsa menjadi sebuah kesempatan untuk membuktian yang bernilai buatku pada akhirnya.

Keinginan dan ekspektasi untuk menerima setiap hal yang terjadi dalam program ini sebagai pengalaman yang berkesan dan pembelajaran yang berguna sungguh menjadi modal yang baik buatku untuk menjalaninya. Kalau dipikir memang, hal baru apa yang bisa kamu dapatkan dari sebuah negara yang sejak kecil sudah kamu rasa kenal dan pahami luar dan dalam hingga rasanya tak perlu lagi untuk ditelusuri. Akupun beranggapan demikian sebelum merasakan berbagai pertemuan dengan masyarakat, pejabat pemerintahan, pengusaha, pemuda, pelaku kesenian, dan berbagai entitas lain di Malaysia. IMYEP memberikanku kesempatan untuk memahami Malaysia sebagai sebuah negara dengan berbagai keragaman, kekuatan pemuda, keinginan kuat untuk maju, kekayaan serta potensi besar yang dimiliki, bukan hanya sekadar entitas dengan konotasi negatif yang sering kita berikan sebagai negara serumpun.

Kunjungan pemerintahan, visitasi industrial, kolese kebudayaan, kegiatan kerelawanan dan penjelajahan monumen menjadi sebagian dari banyak alasan mengapa perjalanan di program ini begitu berkesan. Buatku, boleh mengenal Malaysia dari segi politik dan ketatanegaraan yang begitu melibatkan kepemudaan di dalamnya melalui kunjungan resmi ke Kementerian Belia dan Sukan Malaysia serta Parlimen Belia Malaysia adalah kesempatan yang sangat bernilai. Dari sini aku belajar untuk melihat dan sedikit banyak membandingkan dengan apa yang ada di Indonesia. Belajar, dan bagaimana berusaha untuk melihat segala hal baik yang ada diseberang untuk dapat membuat perubahan baik di sisi kita adalah hal penting yang selayaknya kita coba.

Hal lain dari variabel “kesempatan” yang kudapatkan selama menjalani program ini adalah persahabatan yang menghantarkan begitu banyak kehangatan bahkan setelah program ini usai. Kesempatan untuk bertemu dengan 17 orang unggul dari berbagai daerah di Indonesia dengan latar belakang dan ciri khas yang dibawa mengajarkanku arti penting hubungan antar manusia. Alih-alih persamaan, pertemanan pada akhirnya datang dari perbedaan yang berusaha saling melengkapi. Kebutuhan dasar bagi kami, delegasi Indonesia adalah memberikan penampilan yang terbaik dan berkesan dalam setiap kesempatan yang kami lakukan di berbagai kegiatan dan kunjungan. Adanya perbedaan latar belakang kemampuan, pendidikan, karakter, dan kecakapan di berbagai bidang pada akhirnya yang menghantarkan kami berhasil memberikan penampilan yang apik dan berkesan atas keinginan untuk memberikan yang terbaik dari apa yang masing-masing kami punya dan akhirnya membuat kami bangga hingga kini.

Pengenalan akan Malaysia yang sangat bersahabat lewat pertemuan dengan country counterparts kami selama program adalah hal yang begitu kami syukuri. Perjalanan yang panjang selama hampir satu bulan dilewati dengan berbagai momen yang menggembirakan dan penuh kehangatan dengan teman-teman Malaysia. Persepsi awal yang begitu berbeda akan mereka dengan lekas berubah saat kami memulai program ini. Ada persepsi yang diluruskan, ada cerita yang dituturkan, ada ingin tahu yang terjawab, dan berbagai hal yang membuka pandang akan hubungan orang-orang dari dua negara yang sebelumnya hanya bisa saling melempar prasangka.

Pada akhirnya, aku bersyukur pernah mendapatkan kesempatan berada di program ini dan menaruhkannya sebagai bagian dari cerita hidup. Aku bersyukur menjadi bagian dari perjalanan yang tidak semua orang bisa dapatkan dan membuktikan diri mampu melaluinya. Terimakasih untuk segalanya. Kelak, semoga akan selalu ada cerita-cerita lain yang terurai dari perjalanan-perjalanan mendatang yang terlahir dari setiap mereka yang berkesempatan untuk melewatinya.

Rico Tamara Sitompul - Delegasi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Attire 1 AIYEP 2018

IMYEP 2016Gali Potensi Diri di Negeri Tetangga, Malaysia

Vinia Rizqi Prima
IMYEP 2013

Savytri Ika DP (Photos)
IMYEP 2016

Tidak terasa sudah tiga tahun berselang setelah aku terpilih dalam program PPAN di tahun 2013 lalu. Well, terpilih dan mendaftar program IMYEP bukan tidak sengaja. Aku memang sengaja mendaftar....Malaysia. Kenapa? Bukankah itu dekat? Iya memang. Justru kita harus mengenali negara satu rumpun. Jangan pernah memberi judgement apa negara yang akan menjadi tujuan, karena di setiap tempat kita bisa belajar. Apalagi kala itu, program yang ditawarkan adalah enterpreneurship, yang (tentu saja) akan berkaitan erat dengan my life goal (or sooner). Sepertinya asyik juga bila aku tahu ilmu-ilmu wirausaha dari negara dengan background dan nuansa budaya yang relatif sama. Dan benar saja, aku mendapatkan beberapa masukan yang cukup berharga untuk masa depan.

Program IMYEP berjalan sekitar 3 minggu dan dibagi dalam dua fase, Indonesia (Surabaya dan Malang) dan Malaysia (Johor Baru dan Kuala Lumpur). Lalu apa saja yang aku dapat? Belajar budaya? Tentu saja. Belajar birokrasi dan juga multicultural understanding? Jelas... Lebih daripada itu, aku dan teman-teman dari provinsi lainnya belajar bagaimana beradaptasi dengan watak dan juga kultur yang dibawa oleh masing-masing individu. Plus belajar bagaimana mengelola dan memanajemen waktu agar semua agenda bisa on schedule. Bagaimana bisa tepat dan tetap tampak anggun saat mengikuti upacara kenegaraan 17 Agustus di Istana Negara Jakarta. Bagaimana cara kita berdiplomasi menampilkan fakta yang ada, namun tetap menjaga nama baik negara yang kita wakili.


Kalau berbicara soal budaya, tentu saja ada terlalu banyak budaya yang bisa dieksplor. Malaysia yang aku lihat waktu itu, bukan seperti yang biasanya aku baca di surat kabar. Aku bertemu dengan banyak pemuda Malaysia yang sangat antusias untuk mengetahui lebih lanjut tentang Indonesia. Aku bertemu banyak orang Malaysia, yang menghormati dan sangat hangat menyambut kami.

Suatu ketika orang tua angkatku –karena saat itu ada program homestay— bahkan berkata secara langsung kepadaku, “Aku kagum dengan Indonesia,”. Aku ingin suatu saat nanti bisa keliling Indonesia. Atau roommateku yang kagum dengan banyaknya motif batik saat koperku terbuka. Dia pun berkata spontan, “Batik yang kamu bawa banyak sekali yang bagus, kami tentunya harus banyak belajar banyak dari kamu,” ujarnya kala itu. Dan aku juga belajar serta menjadi saksi, bagaimana rakyat Malaysia begitu menghormati rajanya. Bagaimana semangat kemerdekaan dirayakan secara meriah dan gempita di Dataran Merdeka, semua elemen masyarakat dilibatkan untuk turut serta merayakan.


Di satu sisi, aku dan teman-teman, juga diberikan kesempatan untuk menggelar dialog persahabatan kala itu. Kami difasilitasi oleh Kementrian Belia dan Sukan serta Kementrian Luar Negeri Indonesia di Malaysia. Bertukar pikiran dan sembari sesekali menyelipkan candaan yang sarat dengan nilai budaya masing-masing.

Program memang hanya berlangsung selama beberapa minggu saja. Tapi, ternyata, setelah 3 tahun berselang, aku baru merasa, bahwa program hanyalah sebagai awal, atau sebut saja sebagai pemantik. Pemantik untuk memulai sebuah perjalanan baru lagi yang tentunya lebih seru, lebih colourful daripada biasanya, dan mungkin lebih liar dan tak terduga. Setelah berangkat program, aku jadi semakin yakin bahwa tidak pernah ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Something nowadays, are impossible things in the past.


Program akan banyak memberikan pelajaran untuk membuka diri kita perlahan-lahan. Menggali potensi apa yang masih ada dalam diri, namun tak kita sadari.